Friday, August 22, 2008

Puas



Oleh: M. Rum Budi S.

Pernahkah anda merasa puas ? yaa….. pernah lah, karena puas itu bagian dari kebahagiaan hidup seseorang. Kapan terjadinya kepuasan itu? barangkali ketika kita mencapai apa yang kita inginkan. Dan tingkat kepuasan seseorang itu tergantung dari tingkat keinginannya. Keinginan yang sederhana akan menghasilkan kepuasan yang sederhana pula. Keinginan yang tinggi akan sangat memuaskan bila kita mampu menggapainya. Keinginan yang berbeda pasti akan menghasilkan kepuasan yang tidak sama. Kalau seorang atasan mempunyai perbedaan keinginan dengan bawahannya tentu akan menghasilkan kepuasan yang tidak sama, tetapi tingkat kepuasan seorang atasan akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan bawahannya. Demikian pula orang kaya kepuasannya akan sangat lain dengan kepuasan orang miskin, namun kepuasan orang kaya sangat berpengaruh terhadap kepuasan orang miskin. Memang kecenderungannya demikian, kepuasan kaum lemah itu mengikuti kepuasan golongan yang kuat.Begitulah nasib merumuskannya. Jadi kesimpulan dari semua itu adalah bahwa kepuasan seseorang bersifat sangat individual dan akan menjadi kepuasan koletif bila diikuti oleh kumpulan individu yang sama puas dalam satu keinginan.


Kalau anda bertanya dimana letak persoalan kepuasan itu? secara individu terletak kepada; seberapa besar keinginan-keinginan itu dibangun, sejauhmana kemampuan itu dikerahkan untuk meraih keinginannya, dan bagaimana seseorang itu bisa menikmati apa yang telah diraihnya. Bila anda meletakkan bangunan-bangunan keinginan itu tergantung jauh di atas langit sana sementara kemampuan anda baru ada dibumi, maka anda dijamin tidak akan bisa merasakan kepuasaan, karena kepuasan itu pada dasarnya realita hidup itu sendiri dan bukan menggantung di angan-angan. Seseorang yang tidak bisa mewujudkan keinginan sesuai dengan apa yang dicita-citakan, hanya akan menambah kekecewaan saja. Oleh karena itu sederhanakanlah keinginan anda, sesuaikan dengan kemampuan anda, dan bersyukurlah dengan apa yang selama ini anda telah meraihnya.

Tahukah anda kepuasan hidup di dunia ini? kepuasannya akan cepat sirna, karena kehidupan dunia itu sangat pendek umurnya. Dunia itu punya sifat fana, perhiasanya dan kenikmatanya tidak pernah kekal atau abadi. Kepuasannya sangat sementara, mudah berlalu, dan silih berganti. Nabi Muhammad shallahu ’alaihi wassalam (saw) pernah memberi tahukan kepada umatnya bahwa dunia itu tidak sebanding dengan seekor nyamuk disisi Allah. Untuk itu ambillah kepuasanya sebagaimana kepuasan seorang dalam berpergian. Nabi saw bersabda “Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang pengembara atau ibnu sabil “ (HR.Bukhari). Seandainya beliau menghendaki semua gunung itu menjadi emas dan perak untuknya, pastilah akan terlaksana. Tetapi ternyata, beliau lebih senang memilih kepuasan hidup dengan melalui malam-malamnya sering dalam keadaan perutnya lapar, tidurnya hanya beralaskan tikar sehingga anyaman tikar itu membekas dalam lambungnya yang mulia, dan pernah menyelipkan batu pada perutnya karena menahan rasa lapar. Beliau juga pernah menggadaikan baju besinya dengan 30 sha’ gandum untuk makan keluarganya. Rumahnya juga hanya beralaskan tanah liat, luas bangunannya tidak besar (± 18 m2) dan atapnya pendek. Nabi saw mengajarkan bahwa kepuasan hidup itu nanti di hari penghabisan atu hari kiamat. Allah berfirman “Kelak pasti Rabbmu memberikan karunia-Nya kepadamu lalu (hati) kamu menjadi puas” (QS Adh Dhuha : 5).

Perlukah kita mengejar kepuasan hidup di dunia ini? semua orang pasti menjawabnya perlu dong. Memang dunia dengan segala perhiasan dan daya pikatnya, telah menarik manusia untuk memenuhi kepuasannya. Tetapi kepuasan dunia itu tidak pernah ada ujungnya, sehingga bila kita mengejarnya malah kekecewaan yang kita dapatkan. Karena gambaran tentang kepuasan dunia ini, seperti orang yang telah punya emas satu lembah, tetap saja kepingin punya dua lembah, dan bila sudah punya dua lembah pingin tiga lembah, dan begitu seterusnya, sebelum manusia masuk liang lahat. Kepuasan dunia ini memang telah melalaikan orang sampai masuk kubur. Jadi supaya kita tidak lalai dalam memenuhi kepuasan dunia itu, ambillah seperlunya sekedar mempertahankan hidup ini sehingga terus eksis dalam beriman dan beramal sholeh untuk beribadah kepada Allah.

Belajar dari Nabi Muhammad saw dalam mencapai kepuasan hidup dunia, maka puncak kepuasan seseorang hidup di dunia ini terletak pada : 1) Semua keinginan-keinginannya diletakkan pada jalur yang diridhai oleh Allah. 2) Menggerakkan segala kemampuan baik dari sisi materi yang dipunyai maupun kemauan dirinya dalam mencapai kemuliaan disisi Allah. 3) mensyukuri atas semua karunia-Nya dan menerima semua takdir-Nya. Allah berfirman ”Balasan mereka disisi Rabbnya adalah surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai dibawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka puas kepada-Nya, yang demikian itu adalah bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya “. (QS Al Bayyinah 8).

1 comment:

Yudha Yudhanto said...

Wah joss pak!..komentar saya tentang "puas" ...
- Puas adalah Lambang Pencapaian.
- Lambang Pencapaian manusia berbeda-beda.
- Kepuasan bisa didapat bila ada standar batasnya
- Standar buat muslim adalah Kitab & Hadist
- Kepuasan hakiki bukan didunia tapi di akherat..so jangan pernah puas akan ilmu dan amal di dunia!!
- Kepuasan yang didasarkan akan 'kebutuhan jasmani' hanyalah fiktif dan seringkali menipu :)