Wednesday, August 20, 2008

080808 vs 20082008

Oleh Kang Yudha

20082008 kependekan dari tanggal 20 Agustus 2008. Tanggal cantik bukan?:) atau sebagian orang akan bilang "kurang gawean menggagas sebuah tanggal" :) Sebuah tanggal yang menarik. Menarik karena unik dan dicari atau ditunggu oleh banyak orang. Kata orang ibarat nomer HP ini merupakan nomor cantik. Banyak yang memanfaatkan tanggal ini sebagai tanggal untuk menikah. Terbukti mertua saya juga sibuk karena ada order borongan pengantin hari jumat ini. Yang biasanya resepsi atau walimahan lebih memilih hari minggu atau sabtu karena banyak yang libur, sehingga yang diundang tidak disulitkan untuk datang. 080808 adalah tanggal 08 bulan Agustus 2008. Bahkan pesta olahraga sedunia olimpiade di Cina juga memilih tangal ini sebagai pembukaan. Dan PKS juga mengenalkan angka 8 sebagai angka partai hari ini juga. Nah yang tidak disengaja adalah lahirnya anak pada tanggal ini. Pasti akan lebih senang karena tanggal lahirnya cantik. Nah kalo mati pada tanggal dan hari ini, wah dijami nggak ada yang happy walaupun akan mudah terkenang oleh sanak saudara dan family:)
Nah, bagaimana seharusnya kita sebagai seorang muslim menghadapi waktu atau tanggal yang unik seperti ini. Ya kalo menurut penulis sih biasa saja:). Jika berkeyakinan bahwa dengan mengadakan pada waktu itu akan mendapatkan keberuntungan tertentu atau kelebihan khusus atau terhindar dari kesialan daripada tanggal lain, ya itu syirik namanya. Tetapi kalau hanya sekedar ingin mendapatkan moment yang mudah diingat dan tidak memberikan mudhorot apapaun maka sah-sah saja. Allah menciptakan waktu adalah sebagai modal bagi manusia. Maka nikmat yang paling utama kepada manusia adalah iman dan waktu. Semua waktu adalah sama, kalaupun sekarang ada metoda penanggalan secara hijriyah atau masehi. itu hanyalah cara manusia untuk memanage waktu terhadap pekerjaan dan ibadahnya. Didalam Al Qur'an, Allah memberikan perhatian khusus tentang waktu. terbukti dalam beberapa ayat Allah bersumpah dengan memakai waktu. .Wal 'ashri (Demi waktu)", .Wadh dhuha (Demi waktu dhuha),", "Wallail (Demi waktu malam).", "Wannahar (Demi waktu siang). Ada dua sikap yang harus diambil seoang Muslim berkenaan dengan waktu : 1. Waktu adalah sama, tapi isi harus berbeda. 1 hari di Pasir Jati sama dengan 1 hari di ndeso saya, Kartosuro. 1 hari di Cimahi sama dengan 1 hari juga di Bandung. Sama-sama 24 jam bukan? Ada yang dalam waktu 24 jam itu mampu mengurus negara, jutaan orang, atau aneka usaha raksasa dengan beratus ribu orang. Ada yang bisa menghasilkan berbagai tulisan. Ada yang mampu membahagiakan banyak orang. Tapi ada yang dalam 24 jam mengurus diri saja tidak mampu! Naudzhubillah. Karakteristik waktu memang sebuah keunikan, bahkan ia suatu misteri kehidupan yang terekam dalam tik-tak jam, tercatat dalam blog, terhitung dalam kalender tahunan, terukir dalam prasasti-prasasti kehidupan. Walau, sebenarnya ukuran-ukuran itu akan kurang berarti, sebab ukuran waktu yang nyata adalah kehidupan kita sendiri. Nah, begitupun kita semua semakin banyak dan baik hal positip yang kita lakukan dalam waktu yang sama, insyaalloh kita akanlebih dekat dengan "sukses". Sama dengan apa yang sobat lakukan saat ini, pada saat yang sama ada yang sedang tidur, sedang maksiyat, sedang bicara sia-sia, sedang di WC, sedang bermain atau apa saja sehingga sobat selesai membaca tulisan ini. Maka, setelah waktu itu lewat hasilnya pun berbeda-beda tergantung dari apa yang tadi dilakukan, termasuk keberuntungan sobat karena telah mau membaca sebuah ilmu ini. 24jam-nya Bill Gate, 24-jamnya Dr. Yusuf Qardhawy atau 24-jamnya Ahmad dinejad adalah sama dengan 24jamnya saya dan sobat. So, apa yang telah kita lakukan selama itu?? berkaryakah?tidurkah? atau sia-sia sajakah? 2. Sekarang harus lebih baik daripada yang tadi. Modal "waktu" yang diberikan Allah SWT sangat terbatas dan kita tidak tahu kapan berakhirnya. Bisa jadi cepat, bisa pula sangat cepat sekali kita mati. Maka lekas tinggalkan sesuatu yang sia-sia. Bersantai-santai yang menghabiskan waktu, berbicara berjam-jam tanpa makna, berjalan kesana-kemari tanpa tujuan, melihat tayangan-tayangan tanpa mengenal maknanya termasuk tidur yang berlebihan hanyalah akan membawa kerugian. Padahal di sisi tempat lain, manusia berlomba untuk berkarya, beribadah dan berbuat kebaikan. Orang yang bodoh adalah orang yang diberi modal (waktu), kemudian dengan modal itu ia sia-siakan. Agama Islam ini punya standar yang tinggi dalam hal waktu bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin. Bahkan yang hanya "sama" dengan kemarin belum bisa disebut "beruntung" alias tetap rugi. Kalo yang lebih buruk?ya celaka!. Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk selalu memperbaiki penggunaan waktu kita, sabdanya, "Carilah yang lima sebelum datang yang lima, yaitu manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu (dengan ibadah), gunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu (dengan amal saleh), gunakanlah masa kayamu sebelum datang masa miskinmu (dengan sedekah), gunakanlah masa hidupmu sebelum datang masa matimu (mencari bekal untuk hidup setelah mati). gunakanlah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu.' (AI Hadits). Maka, mulai sekarang waspadalah terhadap waktu. Setiap detik yang akan kita lalui harus diperhitungkan dengan secermat-cermatnya, sematang-matangnya, dan seakurat-akuratnya, lalu mengisinya dengan hal-hal yang membuahkan peningkatan kemampuan kita. Kita tidak hanya perlu bekerja keras, tapi kita perlu juga bekerja keras dan cerdas. Lebih jauh kita lagi kita perlu kerja keras, cerdas dan efektif, sehingga waktu yang kita gunakan akan lebih optimal, bermakna bagi dunia dan berarti bagi akherat. Jangan sampai ketika di akherat, kita termasuk manusia yang merengek kepada Allah swt untuk minta waktu lagi kedunia. Waktumu = modalmu Waktumu = kehidupanmu. Waktumu = pedangmu Waktumu = masa depanmu

1 comment:

Anonymous said...

Menarik itu bagi orang-orang yg tertarik.......umumnya yg senang dengan otak-atik angka itu tukang nomer.