Wednesday, October 14, 2009

PENCIPTAAN MANUSIA

Dirangkai oleh : bu RumBudi

Asal mula manusia diciptakan dari shalshaalin - tanah liat kering - (15;26), kemudian Allah menjadikan keturunannya dari sulaalatin - saripati air yang hina - (32;8), menjadi segumpal darah, tumbuh menjadi segumpal daging, untuk membentuk jasmani yang disimpan dalam rahim (22;5). Dia menyempurnakan ciptaanNya dengan meniupkan ke dalam jasmaninya roh (ciptaan) –Nya (32;9). Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Sang jiwa menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" (7:172). Dia menjadikan bagi manusia pendengaran, penglihatan (32;9) - untuk menerima informasi dari luar - , dan hati untuk menimbang baik buruknya informasi yang diterima (32:9). Hingga jika telah sampai pada waktu yang sudah ditetapkan, manusia dikeluarkan sebagai bayi (22;5). Allah menugaskan manusia dengan penciptaan yang sempura itu HANYA UNTUK MENGABDI KEPADA-NYA (51;56).

Untuk memenuhi kehidupan manusia, Allah telah menciptakan binatang yang bisa dikuasai manusia untuk diternakkan (32;71), ada yang dijadikan tunggangan (36;72), dan sebagian lain diambil dagingnya untuk dimanfaatkan atau diambil air susunya untuk minuman (36;73). Kemudian diberiNya pula fasilitas tumbuhan yang sebagian bisa dimakan, tetapi sebagian lainnya beracun.
Dengan penciptaan yang sempurna dibandingkan makhluk lain seperti binatang atau tumbuhan, Allah menghendaki manusia memiliki derajat yang tinggi dibandingkan ciptaan lainnya agar manusia menjadi makhluk yang selalu bersyukur, yaitu menggunakan fasilitas2 yang sudah diberikan UNTUK MEMURNIKAN KETAATAN HANYA KEPADA-NYA.

Tetapi kebanyakan manusia tidak mau bersyukur, bahkan mereka lebih memilih kenikmatan dunia ini dan mengikuti keinginannya, yang bernilai rendah di hadapanNya, bahkan mereka melupakan akhirat, yang bernilai tinggi di hadapanNya (7;176). Mereka merasa puas dan tenteram dengan kehidupan dunia ini, lalai dengan ayat-ayat Allah (10;7) bermegah-megah dan berbangga-bangga akan banyaknya harta dan anak (57;20), padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan (3;185), senda gurau dan main-main (29;64).
Hati yang sudah diberikan oleh Allah tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mata-nya tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan telinganya tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah) (7;179). Padahal ketiganya kelak akan dimintai tanggung jawab (17;36). Kelak di akhirat mereka akan menyesal.

Na’udzubillaahi mindzaalik... Mudah-mudahan kita tidak termasuk golongan yang banyak ini, tetapi termasuk golongan sebaliknya yang berjumlah sedikit. Yaitu orang yang selalu mensyukuri setiap pemberian-Nya, taat Allah dan Rasul-Nya agar mendapat Rahmat-Nya (3;132), bersegera memohon ampunan jika lalai, berbuat keji atau menganiaya diri sendiri (3;135). Astaghfirullah...