Friday, July 18, 2008

Allah Sang Zaman

 Oleh: M. Rum Budi S.

Banyak orang mengeluh tentang zaman ini sebagai zaman edan, kalau nggak edan nggak kebagian. Menjadi persepsi masyarakat ungkapan “susah mencari rejeki halal yang tersisa tinggal yang haram”. Perzinaa
n sebagai perbuatan hina dilakukan terang-terangan bahkan diiklankan di semua Mass Media. Semua orang terperdaya oleh kehidupan menumpuk harta. Katanya zaman ini zaman materialistis, tanpa harta kehidupan ini hampa. Zaman dimana masyarakat hidup di Negeri yang sering diplesetkan orang sebagai Republik Bener-Bener Mabuk (Republik BBM), masyarakatnya bisa baru mimpi (BBM) tidak memiliki konstribusi dan produktivitas dalam kenyataan pembangunan. Sesungguhnya bila direnungkan setiap zaman itu mempunyai identitasnya sendiri. Setiap orang boleh berkomentar dan tidak puas terhadap kondisi zaman yang mereka ada di dalamnya, tetapi zaman tetap berjalan dan terus berlalu, tak ada yang bisa mencegahnya.

Semua peristiwa apa yang sudah, sedang dan akan terjadi pada setiap deretan sekala waktu dan setiap titik tempat sampai akhir zaman nanti, semua terjadi atas ijin Allah. Kalau Republik ini dihuni oleh pemimpin yang kurang amanah, penuh korupsi dan penuh dagelan, anggaplah itu proses awal menuju pemimpin yang penuh keadilan. Pada prinsipnya Allah memberi kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki dan mencabut kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki. Seandainya Allah akan menjadikan pemimpin negeri ini kuat imannya dan penegak syariah islam, tentu Allah akan memberi petunjuk kepada para pemimpin itu untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran agama islam. Allah adalah Sang Zaman yang menggilirkan malam dan siang. Sesungguhnya Allah kuasa terhadap segala sesuatu. Setiap umat atau indivdu ada masa ajalnya, mempunyai masa jaya dan waktu kehancurannnya. Biarkan zaman ini bergulir terus sesuai sunnatullahnya, berubah dan berubah sampai menemukan takdirnya.

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran 26)

Allah menganugerahkan kekuasaan dan mencabutnya, memuliakan dan menghinakan kepada suatu kaum atau perorangan. Allah adalah sumber kebaikan. Hanya di tangan Allah segala kebajikan. Allah yang menciptakan dan mengatur Zaman ini dan pengaturanNya sungguh sangat baik, tidak akan ditemui sedikitpun cacat. Warna Zaman ini hakekatnya indah berpelangi, kalau kaum Negeri ini menduga buruk sebenarnya lahir dari keterbatasan pandangan, belum tahu ilmunya, sehingga tidaklah wajar kalau keburukan itu dinisbatkan kepada Allah Swt.

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (QS Ali Imran 27).

Zaman ini ditandai oleh keadaan siang dan malam, hidup dan mati yang silih berganti dan didasari oleh kehendak Allah melalui hukum-hukum yang telah ditetapkanNya. Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa ada yang berhak mempertanyakan kepada-Nya, mengapa Dia memperluas rezeki kepada seseorang, suatu lembaga ataupun negara dan mempersempit kepada yang lain. Allah maha kaya tidak peduli berapa yang Dia berikan. Bila seseorang mencoba mau menghitung rezeki yang diberikan Allah tentu tak akan bisa menghinggakannya.

Allah Swt berfirman dalam hadits Qudsi: “ Anak Adam mengganggu aku, mencaci maki zaman (masa), dan Akulah zaman. Aku yang menggilirkan malam dan siang. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu bergembiralah bersama zaman dan nikmatilah hidangan dari Allah Sang Zaman jangan pernah berkeluh kesah, sekalipun bentuknya musibah. Allah menciptakan zaman untuk menguji siapa yang terbaik amal perbuatannya, dan siapa yang bisa lulus dari setiap ujian merekalah yang sukses hidupnya sampai akhir zaman. Tak perlu dengki-iri terhadap rezeki yang diberikan kepada orang, lembaga, ataupun negara lain. Warnailah zaman kehidupanmu dengan tetap dalam memurnikan ketaatannya menjalakan agama islam. Sebagai sesama muslim yang hidup dalam satu zaman, mari kita bersatu bekerja sama atau bersama-sama bekerja dalam menyosong tugas dakwah islamiyah, saling menguatkan bukan saling melemahkan.

1 comment:

Anonymous said...

"Bergembiralah bersama zaman dan nikmatilah hidangan dari Allah Sang Zaman jangan pernah berkeluh kesah, sekalipun bentuknya musibah."

Wah saya cocok pak..jadi nggak ada istilah "lahir di jaman yang salah"...yang pasti semakin maju (baca:semakin lama) tantangan semakin komplek..dilarang malas dan dilarang beripikir "katrok" :)