Thursday, November 13, 2008

The Real Pension

oleh M. Rum Budi S.

Sudah jadi hukum yang pasti dari hukum alam semua pekerja itu akan pensiun. Seseorang mempunyai kemampuan terbatas dalam bekerja, baik Pegawai Swasta atau Pegawai Negeri. Pensiun merupakan jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Perusahaan atau Negara.

Terkadang bagi orang-orang tertentu masa pensiun itu menakutkan, tetapi bagi orang lain masa pensiun itu terasa indah. Sebenarnya tergantung dari seseorang mensikapi hari-hari pensiun itu. Kalau masa pensiun diukur dari berkurangnya pendapatan, maka akan selalu terpikirkan bagaimana mengisi masa pensiun itu dengan hari-hari menambah penghasilan, sedangkan tenaga dan pikiran sudah tak efektif lagi. Pola pikir yang pengin terus dan terus menambah duit depositonya sesudah pensiun, ya barangkali itu yang membuat susah (pendapat umum yang menyebakan cepat mati). Berbeda dengan seseorang yang melihat lebih santai karena masa pensiun adalah masa untuk menikmati hasil yang selama ini telah dicapai. Bagaimanapun mempersiapkan bekal menghadapi masa pensiun itu sangat penting. Bukankah semua keberhasilan itu diukur dari cara mempersiapkannya?.

Persiapan pensiun yang sebenarnya adalah memasuki masa pensiun dari hidup ini yaitu kematian. Kematian adalah The Real Pension. Kalau pensiun purna baktinya kepada Negara, maka kematian adalah purna bakti pengabdianya kepada Allah. Jika batas usia pensiun minimal 50 tahun dan maksimal mencapai umur antara 56-58 tahun , maka batas usia hidup hanya kepada Allah tempat tergantung segala sesuatu. Kalau sesorang betul-betul mempersiapkan pensiunan yang sesungguhnya dari kehidupan ini, maka itulah keindahan yang paling abadi. Keindahan yang abadi hanya akan dialami oleh seseorang yang pada saat menjalani hidup ini bertolak ukur kepada keimanan, keislaman, beramal sholeh, berakhlak mulia, dan berbuat ikhsan.

Ali r.a. berdiri diatas kuburan dan menangis, lalu berkata: ”Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu, hai ahli kubur!”. Maukah kamu dengar berita dari kami ?. Adapun mengenai istri-istri yang kamu tinggalkan, kini mereka telah menikah lagi. Rumah-rumah telah dibagikan, dan harta telah diwariskan. Inilah berita dari kami. Bagaimana dengan berita dari kamu?. Selanjutnya Ali r.a. sambil menangis dan berkata: ”ternyata mereka diam” Demi Allah seandainya mereka dapat berbicara, tentulah mengucapkan firman-Nya : ”..........Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal itu adalah taqwa......” (QS Al-Baqarah : 197).

Seseorang yang hanya mempersiapkan pensiunnya di dunia ini, maka tidak pernah merasakan keindahan masa pensiunan yang sesungguhnya ” The Real Pension ”. Apapun keindahan yang dialami di dunia ini adalah keindahan yang semu dan melalaikan. Dunia hanya polesan yang terlihat menajubkan seperti mengkilap, tetapi kehidupan hakiki ada di kehidupan sesudah mati dan kekekalan hanya di akhirat. ” Apa yang ada disisimu akan lenyap dan apa yang disisi Allah akan kekal abadi......(QS An-Nahl : 96). Dunia ini memang tempat bekerja untuk dinikmati hasilnya di akherat. Kalau pagi dan petang hanya untuk bermain-main, tidak bekerja dengan berpegang teguh dengan agama, maka penyesalan setelah kita mengalami ” The Real Pension ”.

"Katakanlah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan perhiasan; dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu yang luasnva seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah; diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS. Al-Hadid: 20-21).

Barang siapa yang memusatkan hatinya untuk persiapannya menuju ” The Real Pension”, niscaya akan terbukalah sumber-sumber hikmah dalam hidupnya. Oleh karena itu janganlah bersedih sebagai pegawai karena berkurangnya penghasilan setelah pensiun, tetapi bergembiralah karena anda telah mempersiapkan amal sholeh untuk ” The Real Pension”.


1 comment:

Marsahid said...

Ideal untuk PNS apalagi pejabat..setelah pensiun fokus ke ibadah :)..ya kalo sampe pemsiun kalo ndak..repotlah jadinya

Kalo wiraswastawan..lebih repot lagi..ora ono pensiun..yang ada adalah dunia 'afrika'

maksudnya????

"Setiap bangun pagi...kijang harus berlari ..minimal melebihi larinya singa terletoy..agar bisa menikmati hari esok lagi.."

"Sebaliknya..Setiap bangun pagi..singa harus bisa berlari ..minimal melebihi larinya kijang terlemot..agar bisa makan ..agar bisa menikmati hari ini"

So asumsikan/niatkan/warnai segala kegiatanmu sebagai ibadah :O