Sunday, October 12, 2008

Orang Kaya Baru (OKB)

oleh: M.Rum Budi S.

Saya tahu sekali dia adalah orang kaya baru (OKB), setelah lulus jadi sarjana kemudian dia bekerja di perusahaan asing dan sekarang jabatannya sudah tinggi, gajinya luar biasa dan jangan ditanya berapa besarnya karena saya juga nggak tahu, yang jelas tampak dari luar hartanya sangat melimpah, mobilnya banyak dan mahal-mahal, dan rumahnya mewah ada beberapa biji di kawasan elit. Diantara saudaranya sebenarnya yang jadi OKB bukan dia saja, hanya dia lebih kaya. Setiap anak memang kadang berbeda dalam nasibnya, ada yang kaya ada pula yang miskin. Allah melapangkan dan menyempitkan rejeki bagi siapa yang dikehendaki. Harta itu hanya titipan Allah kepada manusia yang sudah ditentukan kadarnya, untuk menguji bagaimana manusia mensikapi harta yang dimilikinya digunakan memenuhi perintah dan larangan-Nya.

Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl : 71).

Di mata orang lain, ditengah-tengah masyarakat sekarang ini, orang kaya itu sangat dihormati dan dimuliakan meskipun dia kadang tidak memberikan harta kepada mereka sedikitpun. Penghormatan masyarakat memang berlebihan, bagaimana tidak walaupun perkataan orang kaya itu tidak benar bahkan cenderung penuh dusta tapi tetap saja dianggap benar, dan apabila orang kaya itu jelas melakukan kesalahan malah ditutup-tutupi. Coba anda amati orang disekeliling anda sendiri, saya kira masih banyak kita dapati orang yang menghargai orang lain dan menghinakan orang lain itu karena kekayaaannya, bukan karena tindakan kebenarannya. Banyak orang dalam seluruh tingkat pergaulan sosial, orang saling mencintai karena harta dan berpisah karena harta pula. Menyedihkan bukan?, padahal orang yang dapat membuka pintu kebaikan itu bila orang mempunyai sikap mencintai orang lain karena Allah dan membenci orang lain karena Allah.

Bila hati senang dan bangga bergaul dengan orang kaya, maka berhati-hatilah karena akan mendorong kepinginan memiliki harta melimpah, akibatnya merasa malu dan suka meremehkan terhadap orang miskin, sifat tamak terhadap harta semakin kuat dan sifat kikir berkembang pesat. Tetapi bila anda mengharuskan bergaul dengan orang-orang yang bergelimang kemewahan, maka pilihlah ketertarikan anda kepada bagaimana mereka saat memperoleh hartanya dan membelanjakan hartanya karena Allah dan Rasul-Nya. Untuk menghadapi bahaya OKB, apabila saat nanti menimpa diri kita sendiri, ingatlah sabda nabi Muhammmad sallahu’alaihi wassalam: “Sesungguhnya apa yang aku takuti terhadap kamu sekalian (yaitu kaum muslimin) sesudahku adalah terbuka bagimu kembangnya dunia (yaitu kemakmurannya) dan perhiasannya” (HR. Bukhari-Muslim). 

Bergaul dengan siapapun orang muslim tidak dilarang, tetapi kualitas agama itu sangat dipengaruhi oleh pergaulan. Bergaul dengan orang miskin atau orang yang sedang dalam kekurangan harta saya kira lebih nyaman dan menyelamatkan agama dan lebih menjadikan orang bersyukur karena merasa mempunyai harta lebih dari cukup dan memotivasi menolong orang yang lemah.

Sabda Rasullullah sallahu’alaihi wassalam “Lihatlah engkau terhadap orang yang lebih rendah (miskin) dari padamu, dan janganlah kamu melihat orang yang lebih tinggi (kaya) dari padamu, karena yang demikian akan lebih tepat bagimu agar tidak meremehkan (memandang kecil) terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah padamu”. (HR. Bukhari-Muslim). 




1 comment:

Marsahid said...

Wah kalo lagi merasa 'tersusah' di dunia..saya slalu ingat ini :
“Lihatlah engkau terhadap orang yang lebih rendah (miskin) dari padamu, dan janganlah kamu melihat orang yang lebih tinggi (kaya) dari padamu, karena yang demikian akan lebih tepat bagimu agar tidak meremehkan (memandang kecil) terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah padamu”. (HR. Bukhari-Muslim).

Bar gitu..trus ayemmmm..dan double semangat !!