Wednesday, August 6, 2008

Pengenalan Aqidah (1)

Aqidah secara bahasa bermakna : Kepercayaan Hati. Dari asal kata : ‘akoda – ya’kidu – ko’dan – ‘akiidatan. Yang artinya : telah mengikatkan/ menyimpulkan

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal istilah “Akad” yang bermakna perjanjian. Selain itu ada istilah “I’tikad” yang berarti niat untuk sebuah peruntukkan.

Nah, arti secara syar’i adalah : Beriman kepada Allah SWT, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya, Hari Kiamat dan kepada Qodo dan Qodar.

Sebelum Islam datang. Jangan salah sobat ! Dunia Arab khususnya kaum Quraish masih percaya adanya Tuhan lho, tetapi cara nereka adalah dengan menyembah patung-patung (Lata, Uzza, Manna dsb) yang telah mereka buat dengan keyakinan akan mendekatkan diri kepada Tuhan mereka.

39:3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Hampir persis seperti yang sering kita lihat atau dulu kita lakukan : menaruh sesajen untuk keselamatan, berkunjung ke makan ulama untuk meminta sesuatu, mempercayai suatu benda untuk menjadi lebih kuat, meramal atau bertanya nasib kepada mbah dukun dsb. Bisa jadi mereka juga percaya Allah SWT atau disebut Gusti Allah, itu semua hanya sekedar sarana agar lebih dekat dan cepat. Padahal Allah SWT sudah menandaskan bahwa Beliau adalah Maha dari segala Maha, tidak perlu perantara dan persyaratan karena semua yang diinginkan manusia bisa langsung dimohonkan kepada Allah SWT. Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Naudhubillah min dzalik, jika saat ini ada yang lebih sangat parah dari kaum Qurais. Karena dalam hidup tidak mempercayai sama sekali adanya Allah SWT. Entah atheis, komunis atau apapun namanya. Bumi dan alam berputar sesuai siklus yang telah berjalan dengan sendirinya. Mereka mencari harta di dunia dengan satu tujuan “usahaku adalah untukku” tidak peduli apakah halal atau harom. Mengumbar nafsu dimanapun berada karena memang tidak merasa diawasi oleh siapapun.

Sangat Pentingnya Aqidah

  1. Jika manusia tergolong Musyrik maka semua amal baik yang pernah dilakukan akan terhapus alias tidak diberi nilai oleh Allah SWT.

39:65. Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Orang-orang musyrik dan juga orang-orang yang menduakan/mentigakan Allah SWT atau menyerupakan Allah SWT dengan benda lain tidak akan pernah diterima amalnya oleh Allah SWT.

Kita harus tahu bahwa Kaum Qurais juga mempunyai banyak kelebihan seperti : sifat kesukuan yang diaplikasikan dalam tolong-menolong dan saling menjaga dan melindungi, mereka suka bekerja keras dan lihai dalam berdagang, kemudian juga membantu para kabilah-kabilah yang sedang berhaji di ka’bah. Dsb

Tetapi semua amal mereka tidak akan berarti di mata Allah SWT. Berikutnya cuplikan ayatnya :

18:103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

18:104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

18:105. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

  1. Amalan yang tidak murni untuk Allah SWT tidak akan diterima.

Kita tentu masih ingat dalam kitab-kitab yang membahas tentang “Ikhlas” disitu disebutkan sebuah hadist yang sangat panjang. Dimana orang yang telah mempersembahkan puncak-puncak sebuah amalan (yakni : mati syahid, dermawan dan ahli ilmu /ulama) tidak diterima Allah SWT. Bisa jadi dengan mata lahiriah, manusia akan mengatakan bahwa mereka sudah pasti Ahli Surga. Tetapi Allah SWT Maha Tahu apa yang terbentik dalam hati dada manusia.

Maka selain dari tatacara-nya, niat adalah pasangannya ! tanpa itu atau salah satunya so dijamin amal akan menguap tidak berarti. Alias harus Ikhlas

39:2. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

4:36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

17:23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Tugas utama para Rosul dan Nabi

Allah SWT telah memberitakan dalam Al Qur’an bahwa persoalan Aqidah dalam hal Ketauhidan sebagai PR utama para Nabi dan Rosul. Sebagai pondasi yang paling mendasar dalam mengarungi hidup, menghambakan diri dan beramal kepada Allah SWT. Berikut ayat-ayatnya :

16:36. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

7:59. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).

7:65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"

7:73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."

7:85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".



bersambung ...

Penulis :
Yudha Yudhaanto

Sumber :
Catatan Pengajian 03-08-2008 // Colomadu // Ust. Didik JS, MSi

1 comment:

Anonymous said...

Tolong ditambah..manusia itu fitrah dari lahir sudah bertauhid..mohon dijelaskan ya pak rum..makasih..