Tuesday, July 29, 2008

Tinggal Glanggang Colong Playu

Oleh: M. Rum Budi S.

Tinggal glanggang colong playu (peribahasa jawa), yang menggambarkan orang yang tak bertanggung jawab. Padahal nilai seseorang dalam hidup ini tergantung dari rasa tanggung jawabnya. Makin tinggi nilai tanggung jawabnya makin tinggi kualitas hidupnya. Tanpa dilandasi rasa tanggung jawab semua pekerjaan tidak bisa terencana dengan baik, terlaksana secara urut sesuai prosedur, dan tidak pernah mendapatkan hasil yang optimal. Tanggung jawab adalah kunci kesuksesan hidup seseorang. Kegagalan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya telah menghilangkan rasa kepercayaan orang lain dan menghinakan diri sendiri.


Problem seseorang senantiasa menjadi komplek, rumit, tak berujung, karena tanggung jawab terhadap hal-hal kecil diabaikannya. Padahal sekecil apapun pekerjaan yang telah diamanatkan kepada seseorang membutuhkan tanggung jawab.

Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.
Seorang istri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada setiap orang pada dirinya meleket rasa tanggung jawab. Tetapi kecenderungan kebanyakan orang malah ingin lari dari rasa tanggung jawab. Hal tersebut disebabkan karena, pekerjaan dianggap sebagai beban bukan ibadah, sehingga apa yang dilakukan tidak dipikirkan lebih dahulu dan hanya didasarkan atas dorongan emosional bukan timbul dari akal sehat, hati yang bersih, data dan informasi yang benar.

Kita belum biasa terlatih bertanggung jawab dihadapan Allah. Kita lebih sering terkonsentrasi memikirkan berbagai cara
bertanggung jawab terhadap manusia. Akibatnya orang sering mencari celah, alasan, kesempatan untuk keluar dari rasa tanggung jawab. Manusia memang tempat banyak salah dan dosa, jauh dari akhlak kharimahnya, mempunyai tabiat paling gampang diajak jahat untuk korupsi, kolosi, dan nepotisme, sehingga menguntungkan kepetingan diri sendiri dan merugikan banyak orang. Kadangkala Allah senantiasa membiarkan orang-orang yang bergelimang dosa tersebut melakukan perbuatan dosanya sampai mereka menemukan kematian, saat ajal menjemputnya.

Mereka yang tidak bertanggung jawab, menganggap Allah tidak melihat terhadap apa yang diperbuatnya, padahal kepada Allahlah mereka akan bertanggung jawab. Sebab Allah mencip
takan manusia yang hidup ini bukan main-main, tapi semua manusia akan kembali kepadaNya dan akan mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan pengabdiannya kepada Allah besok di hari akhir.

Pemilihan presiden langsung yang dipilih oleh rakyat adalah konsep paling jitu untuk menjadikan sang presiden bertanggung jawab penuh terhadap yang dipimpinnya. Bangsa yang besar ini tidak akan mungkin bisa keluar dari kemelut permasalahan pokok yang dihadapi rakyatnya seperti ketidakadilan, kemiskinan, penyelewengan (korupsi) dan lain-lain, apabila pemimpin pemerintahan bagsa ini dan rakyaknya belum pandai bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Dari hal yang kecil sampai hal yang besar.

Presiden adalah pemimpin rakyatnya. Rakyat akan sangat senang apabila pemimpinnya sangat berani mengambil tindakan kebenaran walaupun kadang pahit. Sukses dan gagalnya suatu bangsa dalam bertindak dapat diukur dari keberanian sang pemimpin dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskannya. Masih banyaknya koruptor yang belum diproses secara hukum, merupakan indikasi belum berhasilnya keberanian menegakkan keadilan. Pemimpin yang mengumbar banyak janji tetapi kemudian terus tidak menepati, bisa dikatakan sebagai pemimpin yang hanya besar omongannya tidak ada tindakan kongkritnya atau NATO (Not Action Talk Only).

Kalau setiap pimpinan sadar bahwa tiap detik, menit, jam dan hari merasa bertanggung jawab kepada Allah karena ada Malaikat yang mengikuti di belakang/depan mereka serta berada di kanan/kiri untuk mencatat perbuatan mereka, maka setiap pengambilan keputusan yang diambil oleh pemimimpin tersebut akan ditolong oleh Allah. Semua pekerjaan akan berjalan lancar.





Tanggung jawab berlaku untuk kurun waktu selamanya, bukan sementara. Manusia sebagai mahluk yang bertanggung jawab adalah keabadian. Tanggung jawab tidak hanya berhenti di dunia tetapi akan berlanjut sampai negeri akherat. Berfikirlah, berucaplah, dan bertindaklah sehingga bisa dipertanggung jawabkan hingga nanti disisi Allah.

Siapa yang bertanggung jawab kepada Allah akan selamat. Orang yang bertanggung jawab kepada Allah otomatis telah betanggung jawab kepada manusia dengan baik, karena ingat Allah adalah sumber kekuatan tanggung jawab dalam beramal sholeh.

1 comment:

Bunbukan Indonesia said...

Subhanalloh, indah sekali.
Terima kasih sahabatku, Ust Rum.

Wahyul, Iizuka, Japan.