Monday, September 22, 2008

Setelah Idul Fitri

Oleh: M. Rum Budi S.

Jika puasa itu menghantarkan kita merasakan nikmat dekat dengan Allah, tentu kita akan merasakan pula bagaimana pahitnya ditinggalkan bulan puasa ini. Bagi orang ahli ibadah yang senantiasa bertaqarrub kepada Allah, mereka akan terasa tersiksa batinnya ketika jauh dari Allah. Sholat tarawih (sholat tahajud), tadarus alquran, getol bersedekah, dan berlatih mengendalikan nafsu makan-minum, sex, lisan, dan hati adalah nikmat Allah yang sayang bila tidak sampai membekas setelah usai bulan ramadhan.

Apabila seseorang betul-betul tak bisa mengambil hikmah adanya puasa, sampai puasa berikutnya tak bisa merasakan nikmatnya selama berada dalam bulan pendidikannya Allah, selama puasa hanya dapat lapar dan haus belaka, walaupun puasa telah usai tetapi Allah tidak mengampuni atas dosa-dosanya maka rugilah dia. Cilaka bener orang itu tak ada perubahan akhlaknya setelah ramadhan, tingkah laku dan mentalnya sama saja sedikitpun tak berubah.

Menyedihkan memang bagi orang mukmin yang pada saat puasa disibukkan dalam urusan akherat sehingga bisa menerangi hatinya, tetapi setelah idul fitri, malah disibukkan dengan urusan dunia yang menggelapkan hati. Menyakitkan memang bagi orang mukmin kejujuran pada saat puasa tampak begitu jelas, tetapi begitu puasa usai berubah menjadi samar, bahkan yang menjadi kebiasaan lisannya adalah dusta. Padahal kejujuran adalah landasan semua kebaikan yang menghantarkan orang menuju surga-Nya, sedangkan dusta adalah pemimpinnya semua kesalahan dan akan menyeretnya menuju neraka.

Pada saat puasa dosa-dosa kecil bisa diredam, sehingga tidak berkembang menjadi besar, karena disetiap akhir malam melaksanakan sholat tahajud sambil menikmati kucuran aliran air mata memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Setelah hari raya idul fitri akhir malamnya berubah menjadi begadang tak berarti. Seolah-olah sholat tahajudnya tidak bermakna, mungkin pada saat sholat tarawih tidak didirikan atas dasar iman dan mengharap pahala Allah. Jangan meremehkan dosa-dosa kecil setelah idul fitri, karena dosa-dosa kecil itu boleh jadi dapat memunculkan beragam dosa besar menimbulkan murka Allah.

Antara Ramadhan yang satu hingga Ramadhan berikutnya, antar Jumat hingga hari Jumat berikutnya, antara satu hingga satu sholat berikutnya, diantara keduanya ada penghapus dosa selama bukan merupakan dosa besar”. (HR. Muslim).

Jadikan sholat tahajud berlanjut setelah idul fitri sebagai ibadah tambahan pada akhir malam, untuk senantiasa memohon ampunan atas dosa kesalahan apa yang dilakukan siang hari, mudah-mudahan Allah menempatkan ditempat terpuji. Sebagaimana firman Allah: “Dan pada sebahagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (QS Al-Isra': 79).

Kebiasaan bersedekah di bulan puasa dengan memberi sebagian rezeki kepada orang miskin dan melindungi orang fakir, seharusnya tak akan pernah berhenti dibulan-bulan setelahnya, karena setiap kali seseorang menginfakkan hartanya, Allah memberikan karunia kepadanya kesehatan jasmani, ketenangan batin, dan keluasan rezeki. “ Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air dapat memadamkan api. (HR. Ahmad, Ibnu hibban, al-Hakim).

Mengistiqomahkan dalam membaca Alqur’an setelah puasa usai, kemudian memahami dan mengamalkan semaksimalnya adalah menolong kita pada saat nanti di hari kiamat. “ Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya pada hari kiamat nanti al-Qur’an akan datang sebagai syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim).

Setelah idul fitri dan sampai kapanpun juga, bagi orang mukmin seharusnya senantiasa berdoa semoga diberi ketetapan dalam nikmatnya beribadah, sebagaimana Firman Allah: “(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji."(QS Al Imran: 8-9).

1 comment:

Unknown said...

kasihan benar! apabila ada orang yang tidak merasa apa-apa ketika selesai ramadhan...atau bahkan riang gembira karena kebebasan didepan mata ..semoag kita tidak termasuk yang seperti itu