Oleh : M. Rum Budi S.
Jangan mentang-mentang ustad atau ustadah, naik motor nggak pakai helm malah pakai peci (kupluk) atau cuma pakai kerudung saja. Sebagai seorang muslim yang baik mari kita syiarkan akhlak kemusliman kita dengan berkendaraan motor. Ingatlah sukses anda mengendarai motor adalah sukses ibadah anda.
Jadikan naik motor sebagai pelajaran hidup. Bila hari hujan naik motor memang tidak nyaman dibanding dengan naik mobil, tetapi ketika jalanan macet semboyan lebih baik naik motor adalah sangat tepat, karena cepat sampai tujuan, waktunya tidak habis di perjalanan dan kadang lebih fresh ketika sampai di tempat kerja. Prinsipnya mensyukuri mempunyai motor jauh lebih mulia dari pada menyesali punya mobil. Motor ataupun mobil itu hanya sebagai sarana ibadah untuk mengabdi kepada Allah.
Dua hal apabila memiliki seorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan (HR. Attimirmidzi).
Meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan akhlak pengendaranya, maka jalan yang sebenarnya sudah lebar itu tetap terasa sempit. Ciri akhlah yang utama bagi seorang mukmin adalah berdoa ketika mengendarai motor. Doa akan berpengaruh pada sikap dan perilaku anda di jalan. Berdoa tidak banyak makan waktu, hanya sebentar saja. Hafalkan baik-baik atau kalau susah menghafal bacalah stiker doa naik kendaraan anda. Kebiasaan anda berdoa ketika naik motor akan menjadikan Allah membersamai keselamatan dan berkah anda di jalan. Sangat menyenangkan orang mukmin itu dalam keadaan apapun Allah senantiasa membersamainya.
Supaya kamu duduk (di atas tunggangan/kendaraan) kemudian kamu ingat nikmat Tuhan-mu; dan supaya kamu mengucapkan “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (“Subhaanalladzii sachchoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniina wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun”) (Az-Zukhruf: 13-14).
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan (Al-Anbiya’ : 35).
4 comments:
Nice post. Keep write and write and write
Wah..potonipun jozzz..artikelipun nggih inspiratif juga
kalo naik motor, stiker doanya sebaiknya dipasng dimana ya pak?
doanya..dipasang dimana saja..asal motornya sendiri :)..yang pasti ditulis di hati biar inga terus
Post a Comment